Pages

Rabu, 07 Desember 2011

Cerita PBL 2 di Bapelkes [part 1]

Minggu, 4 Desember 2011 sekitar jam 3.30 sore rombongan PBL berangkat dari kampus. Aku tidak ikut naik bersama rombongan bis dari kampus, tapi aku goncengan ama Arya yang sudah ku minta sebelum hari berangkat itu. Sekitar jam 5 kita sampai ke Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Salaman yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Perjalanan memang tak berlangsung mulus, karena dari rombongan bersepeda motor tidak ada satu pun yang tau jalan menuju ke Bapelkes itu, tapi dengan keberanian, kebersamaan, bertanya sana sini, kadang sempat salah jalan, akhirnya sampai juga kita ke Bapelkes Salaman.

di Magelang suhunya emang lebih dingin dibanding dengan Jogja, jadi saat sampai ke Bapelkes aku bersama Arya, Ardi, Ima, Tante, Isma, Nurul, dan teman-teman yang laen menikmati bakso yang dijual oleh pedagang bakso keliling yang pada saat itu kebetulan berada disitu. Setelah bakso habis kita lahap, kita mandapat sedkit arahan dari bu Rahma (dosen kampusku) sekaligus dibagikan kunci untuk kamar inap kita.

Aku, Ardi, dan Arya langsung menuju kegadung asrama Kenanga tepatnya dikamar no. 07. Arya mamang beda kelas dengan aku dan Ardy, Arya kelas A, aku dan Ardy kelas B, karena kita tak bisa terpisahkan Arya memilih untuk ikut satu kamar bersama aku dan Ardy. Lalu kita pun sibuk menata barang-barang bawaan kita pada tempatnya, memasuk baju dalam lemari, mengeluarkan alat dendong (Shampoo, bedak, deadorant, lotion, dll) sampai menyusun sepatu pada rak sepatu.

***

Malam pertama di asrama, semuanya terasa begitu nyaman, tempat tidur spring bed, kamar mandi dalam, makan sudah disediakan. wahh..benar-benar seperti pulang kerumah. Saat makan malam pertama, suasana sudah ramai, aku bersama teman-teman membentuk lingkaran diebuah meja makan bundar, dengan menu: nasi bandeng presto, sayur daun singkong, kerupuk. Seperti biasa kita selalu menguasai ruangan kalau sudah berkumpul dibandingkan dengan kelompok lain, apalagi suara toak nya Ardy yang menggelegar.







i'm in black








Minggu, 30 Oktober 2011

RSUD "Grand Hospital Bengkalis"

"Ternyata gak salah aku memilih peminatan "Manajemen Rumah Sakit" sebagai jurusan peminatan di Ilmu Kesehatan Masyarakat" buat aku. setelah berjalan 1 setengah samester aku mulai tertarik mempelajari tentang Kerumahsakitan, hehehe :).....

dikampung halaman ku ada sebuah Rumah Sakit besar yang mau aku kenalin ke teman2,, oh iya, mohon doanya semoga lulus kuliah aku bisa bekerja di Rumah Sakit ini, Amin.."

nih ku kenalin Rumah Sakit RSUD "Grand Hospital Bengkalis", cekidot :D


Rumah Sakit Umum Daerah Bengkalis merupakan salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang berada di Kabupaten Bengkalis yang berdiri sejak tahun 1927 yang pada awalnya beralamat di jalan Sudirman Kelurahan Rimbasekampung dengan hanya memiliki 2 unit ruang perawatan, 1 unit tempat tinggal perawat dan 1 unit kamar mayat. Pada tahun 1937 sampai dengan 2005 RSUD Bengkalis pindah ke Jalan Ahmad Yani dengan fasilitas 50 tempat tidur  yang terdiri dari : kelas I sebanyak 3 TT, kelas II sebanyak 11 TT dan kelas III sebanyak 36 TT dengan jumlah karyawan sebanyak 167 orang. 

Pada tahun 2004 Pemerintah Kabupaten Bengkalis membangun Rumah Sakit Umum baru yang beralamat di Jalan Kelapapati Tengah dengan bangunan yang megah berlantai 4 dan fasilitas lengkap baik sarana dan prasarana untuk pelayanan kesehatan. Setelah bangunan siap pakai berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 17 tahun 2004 maka RSUD Bengkalis berubah menjadi Rumah Sakit Daerah yang dikelola sebagai BUMD Kabupaten Bengkalis bernama  PT  Bengkalis Grand Hospital dengan 150tempat tidur yang terdiri dari : kelas VVIP 2 TT, VIP 12 TT, kelas I 10 TT, kelas II 64 TT dan kelas III 62 TT dengan jumlah karyawan 203 orang.
Pengelolaan PT. Bengkalis Grand Hospital hanya berjalan lebih kurang satu tahun dan mulai tahun 2007 kembali menjadi RSUD Bengkalis dengan Peraturan Bupati Nomor 10 tahun 2008, dimana RSUD Bengkalis termasuk salah satu SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Bengkalis dengan adanya jabatan struktural dengan Plt. Direktur dr. H. Abdul Mutholib Rambe, Sp.A. Saat ini RSUD Bengkalis  telah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah type B Non Pendidikan yang sedang dalam proses akreditasi di bidang pelayanan.  
Pada tanggal 5 Agustus 2005 Rumah Sakit Umum Daerah Bengkalis diresmikan oleh Bupati Bengkalis  H. Syamsurizal sebagai rumah sakit dengan tipe B Non Pendidikan. Seiring dengan berjalannya waktu, rumah sakit ini tumbuh dan berkembang, berbagai fasilitas sarana dan standarisasi pelayanan diupayakan untuk memenuhi tingkat mutu pelayanan yang baik hingga pada tahun 2005 dengan Pelayanan Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Gawat Darurat dan Rekam Medik.
Peningkatan mutu dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan hingga pada tahun 2010 RSUD Bengkalis telah memiliki 13 kegiatan pelayanan kesehatan yang meliputi; K3RS, Pencegahan Infeksi Nosokomial, Pelayanan Instalasi Bedah Umum, Pelayanan Radiologi,  Pelayanan  Laboratorium dan Pelayanan Farmasi, Rawat Jalan, Rawat Inap, Pelayanan Haemodialisa, serta Medical Check Up.


IMG_0354.JPG (1600×1200)

Senin, 24 Oktober 2011

Masakan Khas Melayu Riau

Masakan khas Riau apa sihh?? 
nah, menjawab pertanyaan teman2ku yang dari Jawa, Kalimantan, Sulawesi, sampai Papua tentang masakan khas daerah ku, nih ku kasih jawabannya...



Masakan Khas Melayu Riau:

Makanan khas riau - Masakan Khas Riau tetap memiliki ciri khas dibandingkan masakan daerah lain. Seperti salah satu masakan khas Riau berupa Sambal terung Asam. Kuliner ini juga terdapat di Kalimantan. Lalu gulai asam pedas ikan patin mungkin juga dapat ditemukan daerah Sumatra lainnya.
Berikut daftar menu kuliner, masakan Riau beserta resepnya yang-bisa ditemukan di-berbagai tempat Bumi Lancang Kuning :
- Gulai Asam Pedas Ikan Patin, Masakan Khas Riau daratan
- Gulai Belacan, Masakan Khas Riau pantai timur Sumatra
- Gulai Sayur Lemak Kuah Santan, Kuliner Khas Riau
- Sambal Terung Asam, Masakan Khas Melayu Riau
- Bacah Daging, Kuliner - Makanan Khas Riau
- Gulai Belacan Udang - Makanan Khas Riau

"Nah..tu dia masakan dari Riau, coba liat tuh, enak kan? duh...ngiler. jadi kangen kampung halaman uuuyy...Nah, ni ada beberapa masakan lainnya yang aku suka, dan ada resepnya juga, silkan yang mau nyoba..:)"

Gulai Belacan
Bahan-bahan yang dibutuhkan guna memasak Gulai Belacan :
  • 10 ekor udang besar/ udang pancet, cuci bersih
  • 1 papan petai, kupas
  • 1 sdm air asam jawa
  • 1 sdm gula pasir
  • 500 ml santan
  • 1 sdt garam
  • 1/2 sdt lada
  • 3 sdm minyak goreng
Haluskan:
  • 6 bh bawang merah
  • 4 siung bawang putih
  • 6 btr kemiri
  • 6 bh cabai merah
  • 6 bh cabai rawit
Cara Membuat, Memasak Gulai Belacan :
  1. Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum dan matang, masukkan udang, masak hingga udang berubah warna.
  2. Masukkan santan, air asam jawa, gula pasir, garam dan lada, masak hingga semua bahan matang dan kuah mengental.
  3. Masukkan petai, aduk rata, angkat.
  4. Gulai Belacan siap disajikan.


Patin Asam Padeh


 bahan :
ikan patin 1 kg, dipotong sesuai selera
air  kurleb 1,5 gelas

bumbu :
cabai merah keriting 5 bh (bagi yang tidak begitu suka pedas)
tomat 1 bh
bawang merah 5 btr
bawang putih 3 btr
jahe 1 cm
(semua dihaluskan)

bumbu pelengkap :
daun salam 2 lbr
daun jeruk 3 lbr
daun kunyit 1 lbr, dipotong-potong
serai 1 digerpek
lengkuas digeprek
asam kandis 3 bh
garam
gula
minyak goreng, untuk menumis

cara buat :
1.      tumis bumbu halus dengan minyak goreng secukupnya hingga wangi, masukan air
2.      masukan bumbu pelengkap, aduk rata
3.      masukan ikan patin, masak hingga matang dan kuah mengental

Nb: ikan patin bisa diganti dengan ikan baung


kalau ini namanya: Sayur pakis

Yuk, Cicipi Hidangan dari Ranah Melayu-Riau!

yang ini gulai ikan pari


sumber:
http://www.terubuk.com/2011/09/masakan-khas-melayu-riau.html
http://dapurvie.multiply.com/journal/item/42/PaTiN_AsaM_pAdEh?&item_id=42&view:replies=reverse
http://ifoell.blogspot.com/2010/08/masakan-khas-riau-gulai-belacan.html

Melihat Batik Tanah Melayu ( "Batik Tabir" Riau )




sumber gambar: http://www.riaudailyphoto.com/2010/04/batik-tabir-riau.html
"BATIK...aku mulai tertarik menggunakan batik sejak aku kuliah di Jogja. dulu...duh boro2 mau make ngelihat orang make aja kayanya norak kaya mau kondangan gitu. Nah, sekarang aku mulai cinta sama batik, saat nulis blog ini aku baru punya 4 hem batik, itupun yang biasa sih, hehe...
sekarang aku mau melihat batik asli dari tanah kelahiranku, yaitu Riau. so, cekidot"




Sejarah Batik Riau 
Sejarah Batik Riau dimulai pada zaman kerajaan Daik Lingga dan Kerajaan Siak, pada saat itu dikenallah suatu kerajinan tangan yang terkenal dilingkungan kerajaan para bangsawan istana, yaitu dalam bentuk kerajinan Batik Cap. Tentu berbeda sekali dengan Batik Tabir yang ada sekarang. Mari Kita lanjutkan ceritanya.
Jadi pada masa itu Bati Cap menggunakan bahan cap yanhg terbuat dari perunggu yang berisikan motif-motif khas. Masing-masing cap memiliki motif yang unik. Jelasnya masing-masing cap mempunyai motif yang berbeda-beda pula. Pola dan cara membatik dengan batik cap ini sangat berbeda dengan batik tulis dan batik lainnya. Oleh sebab itu untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dari batik cap ini terlebih dahulu bahan cap dicacahkan kepada bahan pewarna lalu dicapkan pada bahan yang telah kita sediakan sehingga motip yang ada pada cap akan pindah kepada bahan dasar kain yang kita sediakan. Biasanya warna yang digunakan adalah warna kuning dan perak, kain dasar yang dugunakan adalah bahan dasar sutera atau bisa pula bahan halus lainnya yang biasanya bewarna hitam gelap. Motifnya tidak jauh berbeda dengan Kerajinan Tekad.
Seiring waktu berlalu maka Batik Cap ini berubah menjadi "Telepuk," setelah itu bahan untuk cap berubah pula tidak berupa perunggu lagi, yaitu dari bahan kayu lembut yang di ukir sesuai motif yang di inginkan. ketika ada keperluan tertentu bahan cap bisa dibuat dari bahan buah-buahan yang keras, contohnya Kentang. Bahan cap dari buah ini biasanya hanya untuk sekali pakai saja atau tidak permanen sifatnya, notifnya sebatas ukuran bahan yang digunakan. ketika masa pemerintahan raja-raja mulai berakhir, maka berakhir pulalah keberadaan Batik Cap ataupun Telepuk sampai beberapa waktu kemudian.
Semangat untuk tetap melestarikan dan menghidupkan kembali nuansa batik tersebut, maka Pemerintah Provinsi Riau pada tahun 1985 mengambil inisiatif untuk menumbuh kembangkan batik ini dengan cara memberikan pelatihan membatik kepada masyarakat Riau. Namun bukan batik cap yang diceritakan diatas, melainkan membatik yang mempunyai kesamaan dengan batik Jawa yang menggunakan Canting, tetapi motif yang di pergunakan adalah murni motif Melayu Riau.
Waktu berjalan, pada tahun 2004 Ketua Dekranasda Provinsi Riau, Ibu Dra. Hj. Septina Primawati Rusli, MM., kembali membangkitkan kerajinan batik ini dengan menggunakan pola baru pada disain. Dengan cara ini sehingga kelihatan khas batik Riau dibandingkan dengan batik daerah lainnya melalui tangan terampil seorang seniman yang juga pengurus Dekranasda Provinsi Riau yaitu H. Encik Amrun Salmon, lalu dibuatlah percobaan demi percobaan yang akhirnya dapat menghasilkan suatu pola baru dengan membuat batik tulis/colet berpola dengan mengambil ilham dari tabir belang budaya Melayu Riau yang bergaris memanjang dari atas ke bawah dengan motif-motif Melayu yang ada, ini terutama terdapat pada tabir pelaminan Melayu Riau.
Maka dari motif-motif yang ada ini pula dikembangkan menjadi sebuah motif baru yang di beri nama sesuai aslinya. Dari pengembangan motif tradisional yang ada diciptakan motif baru yang tak lari dari akarnya yaitu antara lain: Bungo Kesumbo, Bunga Tanjung, Bunga Cempaka, Bunga Matahari Kaluk Berlapis, dll. Batik Riau ini tumbuh berkembang dan diberi nama "Batik Tabir".Nah dari sanalah lahirnya Motif Batik Riau yang terkenal dengan nama Batik Tabir pada masa sekarang ini

Secara resmi, Batik Tabir riau diluncurkan pada kegiatan "Cenderahati Riau 2005" di Pekanbaru, tanggal 14-16 Maret 2005. Saat ini batik Riau yang lebih dikenal dengan Batik Tabir sudah dipakai oleh masyarakat yang ada di Provinsi Riau. Selain di Kota Pekanbaru, batik Riau juga telah dikembangkan di Kabupaten Siak dengan namaBatik Tabir, sedangkan di Kabupaten Kampar dan juga di Kabupaten Rokan Hulu dengan memakai motif khas daerah yang bersangkutan



Batik Tabir
Motif batik dari tanah Riau jelas memiliki motif yang berbeda dari Jogja, Pekalongan, Kalimantan atau daerah lainnya. sesuai yang dengan nama batik tabir, yaitu pola yang memanjang dari atas ke bawah dengan pola tekat yang mengandung kesan keagungan. Motif yang paling banyak diambil sebagai desain batik pun berupa motif bunga yang banyak ditemui di Riau seperti bunga Bintang, Sosou, Cempaka dan Kenduduk.
Selain motif, hal yang juga membedakan Batik Tabir dari batik lain yang ada di Indonesia adalah pemilihan warna. Warna yang biasa digunakan dalam Batik Tabir ialah warna-warna yang lebih terang dan cerah, seperti merah, kuning atau hijau, berbeda dengan batik dari daerah Solo atau Yogya yang sebagian besar berwarna coklat dan cenderung gelap.


Menurut sebuah sumber, batik Riau telah mempunyai 200 motif. namun di antara sekian banyak motif tersebut, yang telah dipatenkan haknya adalah sebanyak 39 motif, yaitu
  1. Kembang Berisi Keluk Anak
  2. Kembang Penuh Putri Berhias
  3. Daun Paku Buluh Bertunas
  4. Kembang Berhias Tumpang Tindih
  5. Bunga Matahari Mutiara Bersusun
  6. Bunga Mekar Kuntum Bersanding
  7. Bunga Kapas Putri Berhias
  8. Bunga Matahari Bertabur Kuntum
  9. Bunga Cengkeh Mekar Penuh
  10. Bunga Bintang Hias Bersiku
  11. Kembang Penuh Wajik Bersambung
  12. Kembang Terkulai Bintang Bertabur
  13. Kuntum Mekar Wajik Bersusun
  14. Kuntum Penuh Tajuk Melambai
  15. Kuntum Berangkai Mekar Penuh
  16. Kuntum Mekar Bertangkup
  17. Kuntum Mekar Jalur Berhias
  18. Kuntum Bunga Mekar Melambai
  19. Sari Bertabur Kuntum Penuh
  20. Wajik Susun Bertabur Anak
  21. Kembang Berisi Tampuk Lima
  22. Kembang Penuh Siku Beradu
  23. Dayang Daun Kembang
  24. Kembang Berhias Kuntum Muda
  25. Bunga Mekar Pelangi Bersusun
  26. Bunga Penuh Awan Jingga
  27. Bunga Kundu Putri Bangsawan
  28. Bunga Matahari Keluk Berlapis
  29. Bunga Bertabur Tangkai Penuh
  30. Bintang-bintang Mekar Berseling
  31. Kembang Semangat Tajuk Bidadari
  32. Kembang Tersusun Kuntum Terkulai
  33. Kuntum Muda Kelopak Daun
  34. Mekar Kusuma Daun Bertindih
  35. Kuntum Bercabang Bintang-bintang
  36. Kuntum Bersusun Penuh
  37. Kuntum Mekar Kembang Bertabur
  38. Kuntum Mekar Tanjung Bersusun
  39. Siku-siku Kelopak Bersusun

Teuku Wisnu wears Batik Riau at the event FFI 2007





Batik Riau sering di pakai di setiap hajatan penting di Riau sendiri. Salah satunya adalah Ajang
 pemilihan Bujang dan Dara Riau (kalau DKI Jakarta seperti ajang Abang dan None Jakarta).




sumber: http://m4ntr4pbagus.blogspot.com/2010/05/sejarah-batik-riau.html

Sabtu, 02 April 2011

Program Pencegahan Penyakit HIV/ AIDS pada Departemen Kesehatan

TUGAS EPIDEMIOLOGI PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
(Dosen Pengampu: Liena Sofiana, S.Km.,M.Sc.)
MEMBUAT PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN




Disusun Oleh:
MUHAMMAD PAWIZI
08029148
Semester/ kelas: VI/ C


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKRTA
2011


Program Pencegahan Penyakit HIV/ AIDS pada Departemen Kesehatan

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah merupakan kumpulan gejala penyakit yang  disebabkan oleh menurunnya imunitas tubuh sebagai akibat dari serangan Human Immunodeficiency Virus, karena imunitas tubuh yang diserang oleh virus HIV, maka penderita mudah diserang berbagai penyakit infeksi dan kanker yang tidak biasa. Kasus HIV/ AIDS di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dalam kurun waktu 10 tahun (1997-2007) terjadi peningkatan kasus AIDS lebih dari 40 kali.

Data dan Analisis Data:
10 Penyakit Terbesar Rawat Inap Tahun 2007
NO.
Jenis Penyakit
Total
1.
GED/ DAD berat/ GEA
1730
2.
DHF/ DSS
826
3.
TB Paru
528
4.
HIV
526
5.
Thyphoid Fever
497
6.
Paratyphoid Fever
169
7.
ISPA
155
8.
Bronchopneumonia
122
9.
Dyspepsia
97
10.
Toxoplasma Ceberal
96

Pada tabel diatas, HIV merupakan penyakit ke-4 terbanyak terjadi dengan angka 526. Angka tersebut bukanlah sedikit  apalagi untuk penyakit menular, dan jika tidak dicegah maka jumlahnya akan dengan cepat berkembang. Untuk itu, perlu direncanakan sbuah program untuk mencegah berkembangnya penyakit HIV tersebut.

Beberapa Alternatif  Pencegahan HIV:
1.      Program peningkatan pelayan konseling dan testing sukarela.
2.      Program peningkatan penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko.
3.      Program pengurangan dampak buruk penyalahgunaan napza suntik.
4.      Program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak.
5.      Program penanggulangan Infeksi Menular Seksual (IMS). Program penyediaan darah dan produk darah yang aman
6.      Program peningkatan kewaspadaan universal
7.      Program komunikasi publik. 

Memilih Prioritas Pencegahan HIV:
Yang dipilih: Program komunikasi publik, Karena:
1.      Dianggap cukup efektif, karena komunikasi labih dekat bisa membantu kelompok rentan perlahan-lahan meninggalkan kebiasaan gaya hidup yang tidak sehatnya (lebih bisa diterima )
2.      Biaya yang digunakan relatif murah, karena tidak memerlukan keahlian ataupun peralatan medis
Komunikasi publik yang baik akan menurunkan derajat kerentanan dari kelompok -kelompok rentan. Upaya ini dilakukan melalui komunikasi, informasi, pendidikan, penyuluhan, tatapmuka, pengurangan kemiskinan, pembinaan ketahanan keluarga dan penyetaraan gender dengan menggunakan jalur komunikasi dan media yang tersedia.
Uji di Lapangan:
1.      Menyiapkan materi yang akan disampaikan dengan indikator: menarik, bahasa bisa dengan mudah dimengerti oleh penerimanya
2.      Yang menjadi penghambat adalah:
a.       untuk anak-anak muda biasanya malas kalau hanya datang ke acara hanya untuk mendengarkan (kurang partisipasi)
b.      bagi yang mengikuti mungkin mereka hanya sekadar mendengarkan saja, tidak ada respon balik, dan tidak mau menerapkannya.
Rencana Kerja:
1.      Visi:
Mengurangi dan mencegah peningkatan angka penyakit HIV

2.      Misi:
a.       Memberikan penyuluhan secara berkala kepada kelompok remaja dan kelompok rentan lainnya.
b.      Mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup sehat
c.       Tersedianya layanan terbuka bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi

3.      Tujuan Umum:
Mencegah peningkatan angka penyakit HIV

4.      Tujuan Khusus:
a.       Mengurangi perilaku seks bebas pada kelompok remaja
b.      Memberi pemahaman kepada publik mengenai HIV

5.      Kegiatan:
a.       Memberikan penyuluhan mengenai seks bebas, dampak dan akibat HIV
b.      Membagikan brosur
c.       Menyediakan informasi yang dibutuhkan
6.      Strategi:
a.       Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
b.      Meningkatkan sistem surveilans, monitoring, informasi
c.       Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai penyakit HIV
d.      Memantapkan kualitas dan distribusi tenaga pelaksana

7.      Sasaran:
Seluruh kelompok rentan HIV: pekerja seks dan remaja

8.      Waktu:
Akan dilaksanak secara berkala, yaitu setiap 1 bulan sekali

9.      Tenaga pelaksana:
Setiap puskesmas daerah dan dipantau oleh depkes

10.  Biaya:
Untuk keperluan: Penyediaan tempat, alat persentasi (LCD), pembuatan dan cetak brosur, dan sebagainya dana bisa didapatkan dari:
a.       Biaya dari APBN
b.      Biaya dari APBD

Penilaian program:
Berdasarkan hasil evaluasi sepanjang berlangsungnya program, masyarakat kurang berpartisipasi terhadap program penyuluhan. Jadi, kesimpulannya program ini belum berhasil untuk mencegah dan mengurangi penyakit HIV