Pages

Sabtu, 02 April 2011

Program Pencegahan Penyakit HIV/ AIDS pada Departemen Kesehatan

TUGAS EPIDEMIOLOGI PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
(Dosen Pengampu: Liena Sofiana, S.Km.,M.Sc.)
MEMBUAT PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN




Disusun Oleh:
MUHAMMAD PAWIZI
08029148
Semester/ kelas: VI/ C


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKRTA
2011


Program Pencegahan Penyakit HIV/ AIDS pada Departemen Kesehatan

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah merupakan kumpulan gejala penyakit yang  disebabkan oleh menurunnya imunitas tubuh sebagai akibat dari serangan Human Immunodeficiency Virus, karena imunitas tubuh yang diserang oleh virus HIV, maka penderita mudah diserang berbagai penyakit infeksi dan kanker yang tidak biasa. Kasus HIV/ AIDS di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dalam kurun waktu 10 tahun (1997-2007) terjadi peningkatan kasus AIDS lebih dari 40 kali.

Data dan Analisis Data:
10 Penyakit Terbesar Rawat Inap Tahun 2007
NO.
Jenis Penyakit
Total
1.
GED/ DAD berat/ GEA
1730
2.
DHF/ DSS
826
3.
TB Paru
528
4.
HIV
526
5.
Thyphoid Fever
497
6.
Paratyphoid Fever
169
7.
ISPA
155
8.
Bronchopneumonia
122
9.
Dyspepsia
97
10.
Toxoplasma Ceberal
96

Pada tabel diatas, HIV merupakan penyakit ke-4 terbanyak terjadi dengan angka 526. Angka tersebut bukanlah sedikit  apalagi untuk penyakit menular, dan jika tidak dicegah maka jumlahnya akan dengan cepat berkembang. Untuk itu, perlu direncanakan sbuah program untuk mencegah berkembangnya penyakit HIV tersebut.

Beberapa Alternatif  Pencegahan HIV:
1.      Program peningkatan pelayan konseling dan testing sukarela.
2.      Program peningkatan penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko.
3.      Program pengurangan dampak buruk penyalahgunaan napza suntik.
4.      Program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak.
5.      Program penanggulangan Infeksi Menular Seksual (IMS). Program penyediaan darah dan produk darah yang aman
6.      Program peningkatan kewaspadaan universal
7.      Program komunikasi publik. 

Memilih Prioritas Pencegahan HIV:
Yang dipilih: Program komunikasi publik, Karena:
1.      Dianggap cukup efektif, karena komunikasi labih dekat bisa membantu kelompok rentan perlahan-lahan meninggalkan kebiasaan gaya hidup yang tidak sehatnya (lebih bisa diterima )
2.      Biaya yang digunakan relatif murah, karena tidak memerlukan keahlian ataupun peralatan medis
Komunikasi publik yang baik akan menurunkan derajat kerentanan dari kelompok -kelompok rentan. Upaya ini dilakukan melalui komunikasi, informasi, pendidikan, penyuluhan, tatapmuka, pengurangan kemiskinan, pembinaan ketahanan keluarga dan penyetaraan gender dengan menggunakan jalur komunikasi dan media yang tersedia.
Uji di Lapangan:
1.      Menyiapkan materi yang akan disampaikan dengan indikator: menarik, bahasa bisa dengan mudah dimengerti oleh penerimanya
2.      Yang menjadi penghambat adalah:
a.       untuk anak-anak muda biasanya malas kalau hanya datang ke acara hanya untuk mendengarkan (kurang partisipasi)
b.      bagi yang mengikuti mungkin mereka hanya sekadar mendengarkan saja, tidak ada respon balik, dan tidak mau menerapkannya.
Rencana Kerja:
1.      Visi:
Mengurangi dan mencegah peningkatan angka penyakit HIV

2.      Misi:
a.       Memberikan penyuluhan secara berkala kepada kelompok remaja dan kelompok rentan lainnya.
b.      Mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup sehat
c.       Tersedianya layanan terbuka bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi

3.      Tujuan Umum:
Mencegah peningkatan angka penyakit HIV

4.      Tujuan Khusus:
a.       Mengurangi perilaku seks bebas pada kelompok remaja
b.      Memberi pemahaman kepada publik mengenai HIV

5.      Kegiatan:
a.       Memberikan penyuluhan mengenai seks bebas, dampak dan akibat HIV
b.      Membagikan brosur
c.       Menyediakan informasi yang dibutuhkan
6.      Strategi:
a.       Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
b.      Meningkatkan sistem surveilans, monitoring, informasi
c.       Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai penyakit HIV
d.      Memantapkan kualitas dan distribusi tenaga pelaksana

7.      Sasaran:
Seluruh kelompok rentan HIV: pekerja seks dan remaja

8.      Waktu:
Akan dilaksanak secara berkala, yaitu setiap 1 bulan sekali

9.      Tenaga pelaksana:
Setiap puskesmas daerah dan dipantau oleh depkes

10.  Biaya:
Untuk keperluan: Penyediaan tempat, alat persentasi (LCD), pembuatan dan cetak brosur, dan sebagainya dana bisa didapatkan dari:
a.       Biaya dari APBN
b.      Biaya dari APBD

Penilaian program:
Berdasarkan hasil evaluasi sepanjang berlangsungnya program, masyarakat kurang berpartisipasi terhadap program penyuluhan. Jadi, kesimpulannya program ini belum berhasil untuk mencegah dan mengurangi penyakit HIV