Banyak orang sering mengeluh dirinya mengalami insomnia karena tidak bisa tidur dengan nyenyak pada malam hari, tapi apa sebenarnya insomnia itu?. Cukup banyak orang yang pernah sesekali mengalami kesulitan tidur atau malah tidak bisa tidur sama sekali pada malam hari. Ini adalah hal biasa dan bukan merupakan insomnia. Insomnia terjadi bila ketidakmampuan untuk terlelap itu berlangsung cukup sering dan bahkan bisa terjadi selama beberapa malam berturut-turut dalam seminggu.
Sebenarnya insomnia sendiri bukanlah merupakan suatu penyakit. Terkadang insomnia hanya merupakan manifestasi dari suatu kondisi fisik seperti kelelahan yang menumpuk karena kurangnya tidur dalam jangka panjang, atau gejala dari ketidakseimbangan emosional yang sedang dialami seseorang. Penyebabnya juga bervariasi, mulai dari rasa tertekan yang dialami oleh pengalaman traumatis seperti kehilangan orang yang dikasihi, kehilangan pekerjaan, ataupun perpindahan tempat. Lalu penyakit-penyakit seperti diabetes, jantung, parkinson dan asma dapat juga menyebabkan insomnia. Masalah emosional dan fisik serta faktor lingkungan seperti suhu, cahaya, dan kebisingan juga dapat menyebabkan gangguan tidur.
Kekhawatiran akan keadaan keluarga, ekonomi, dan kesehatan yang menyebabkan pikiran seseorang menjadi terlalu aktif juga dapat menyebabkannya sulit untuk rileks. Demikian juga dengan penyalahgunaan substansi tertentu seperti pada penggunaan obat-obatan, alkohol, kopi, kafein, cola, atau terlalu banyak meminum minuman penambah energi lainnya adalah salah satu penyebab insomnia.
Insomnia umumnya hanya berlangsung selama beberapa waktu, dan terbagi menjadi beberapa klasifikasi sesuai dengan berapa lama kondisi ini dialami oleh seseorang. Secara garis besar insomnia dibagi atas insomnia akut (acute insomnia) dan insomnia kronis (chronic insomnia). Insomnia akut berlangsung dalam waktu yang singkat, yaitu antara 1 malam sampai beberapa minggu. Insomnia yang disebut kronis yaitu bila penderitanya mengalaminya selama sedikitnya 3 malam dalam seminggu dan berlangsung selama 1 bulan atau lebih. Transient insomnia dan short-term insomnia termasuk dalam kategori acute insomnia.
1. Transient Insomnia
Transient insomnia umumnya disebabkan oleh stress dan perubahan lingkungan yang mendadak dialami seseorang. Gangguan ini bisa terjadi saat seseorang baru mengalami even-even yang traumatis minor seperti melakukan perjalanan jauh atau perubahan cuaca. Pada sebagian besar kasusnya, insomnia ini tidak memerlukan perawatan khusus, karena biasanya akan menghilang dengan sendirinya setelah penderitanya sudah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
2. Short-term Insomnia
Seperti namanya, insomnia jangka pendek ini berlangsung singkat, hanya selama 3 minggu atau kurang. Pada umumnya, insomnia transient dan short-term disebabkan oleh faktor yang hampir sama. Perubahan hormon pada wanita juga dapat menyebabkan gangguan pada pola tidur seseorang. Hormon progesteron pada wanita adalah hormon yang membuat seseorang dapat tidur. Pada saat menstruasi, dimana saat jumlah hormon ini menjadi berkurang, seorang wanita dapat mengalami insomnia. Demikian juga sebaliknya, pada proses ovulasi, peningkatan jumlah progesteron dapat meningkatkan rasa kantuk. Insomnia juga ada yang disebabkan oleh keadaan cahaya ruangan yang terlalu terang ataupun terlalu sedikit, serta perubahan kondisi kerja seperti perubahan jadwal atau shift kerja, juga orang-orang yang sering lembur. Insomnia sering ditemukan pada orang yang pekerjaannya banyak menggunakan komputer.
3. Chronic Insomnia
Adalah ketika seseorang tidak dapat tidur, sering terbangun waktu tidur, atau masih tetap merasa kelelahan setelah bangun tidur, dan keadaan ini berlangsung lebih dari 2 malam setiap minggunya, yang terus berlangsung selama lebih dari satu bulan. Lebih jauh lagi insomnia ini dibagi 2 jenis menurut karakteristiknya.
a. Primary Chronic Insomnia
Terjadi jika penyebabnya sama sekali bukan berasal dari masalah-masalah fisik maupun keadaan mental yang tidak seimbang. Istilah ini ditujukan bagi gangguan tidur yang muncul begitu saja tanpa ada latar belakang suatu kondisi yang spesifik, yang biasanya merupakan akibat dari ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan pola tidur yang baik dan mewakili bentuk paling umum dari kebanyakan insomnia yang terjadi. Masalah-masalah seperti stress, lingkungan yang berisik, suhu udara yang ekstrim, dan perubahan suasana lingkungan sekitar misalnya jet-lag, serta efek samping konsumsi obat-obatan tertentu dapat menyebabkan primary insomnia ini. Demikian juga kebiasaan atau faktor tingkah laku tertentu seperti penggunaan obat berlebih, alkohol maupun kafein, pergantian shift kerja, stress kronis, dan kebiasaan tidur siang juga dapat berpengaruh.
b. Secondary Chronic Insomnia
Secondary insomnia adalah gangguan tidur yang disebabkan oleh suatu kondisi fisik atau mental tertentu. Jenis-jenis insomnia ini termasuk juga gangguan sleep apnea, RLS (Restless Leg Syndrome), maupun gangguan pada ritme circadian seseorang. Kondisi-kondisi fisik dan mental lain yang juga menyebabkan insomnia yaitu depresi, arthritis, penyakit ginjal, gagal jantung, asma, narcolepsy, penyakit parkinson, dan sekresi berlebih hormon thyroid atau hyperthyroidism.
Perawatan bagi penderita insomnia lebih merupakan terapi dibandingkan pengobatan. Di antaranya yaitu meningkatkan aktifitas fisik dengan berolahraga, latihan pernafasan dan relaksasi, mempraktekkan pola makan yang seimbang, serta tersedia juga perawatan alternatif menggunakan herbal. Insomnia bukan penyakit dan juga bukan suatu hal yang sangat serius. Namun bila mengalaminya, kita akan merasa kelelahan, depresi dan cenderung mudah marah serta sulit berkonsentrasi pada aktifitas kita. Dan jika insomnia tersebut disebabkan oleh faktor penyakit lain, maka kondisi ini dapat menjadi masalah serius jika tidak dirawat. Kurang tidur merupakan salah satu penyebab utama kecelakaan yang terjadi di jalan raya.
Sebenarnya insomnia sendiri bukanlah merupakan suatu penyakit. Terkadang insomnia hanya merupakan manifestasi dari suatu kondisi fisik seperti kelelahan yang menumpuk karena kurangnya tidur dalam jangka panjang, atau gejala dari ketidakseimbangan emosional yang sedang dialami seseorang. Penyebabnya juga bervariasi, mulai dari rasa tertekan yang dialami oleh pengalaman traumatis seperti kehilangan orang yang dikasihi, kehilangan pekerjaan, ataupun perpindahan tempat. Lalu penyakit-penyakit seperti diabetes, jantung, parkinson dan asma dapat juga menyebabkan insomnia. Masalah emosional dan fisik serta faktor lingkungan seperti suhu, cahaya, dan kebisingan juga dapat menyebabkan gangguan tidur.
Kekhawatiran akan keadaan keluarga, ekonomi, dan kesehatan yang menyebabkan pikiran seseorang menjadi terlalu aktif juga dapat menyebabkannya sulit untuk rileks. Demikian juga dengan penyalahgunaan substansi tertentu seperti pada penggunaan obat-obatan, alkohol, kopi, kafein, cola, atau terlalu banyak meminum minuman penambah energi lainnya adalah salah satu penyebab insomnia.
Insomnia umumnya hanya berlangsung selama beberapa waktu, dan terbagi menjadi beberapa klasifikasi sesuai dengan berapa lama kondisi ini dialami oleh seseorang. Secara garis besar insomnia dibagi atas insomnia akut (acute insomnia) dan insomnia kronis (chronic insomnia). Insomnia akut berlangsung dalam waktu yang singkat, yaitu antara 1 malam sampai beberapa minggu. Insomnia yang disebut kronis yaitu bila penderitanya mengalaminya selama sedikitnya 3 malam dalam seminggu dan berlangsung selama 1 bulan atau lebih. Transient insomnia dan short-term insomnia termasuk dalam kategori acute insomnia.
1. Transient Insomnia
Transient insomnia umumnya disebabkan oleh stress dan perubahan lingkungan yang mendadak dialami seseorang. Gangguan ini bisa terjadi saat seseorang baru mengalami even-even yang traumatis minor seperti melakukan perjalanan jauh atau perubahan cuaca. Pada sebagian besar kasusnya, insomnia ini tidak memerlukan perawatan khusus, karena biasanya akan menghilang dengan sendirinya setelah penderitanya sudah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
2. Short-term Insomnia
Seperti namanya, insomnia jangka pendek ini berlangsung singkat, hanya selama 3 minggu atau kurang. Pada umumnya, insomnia transient dan short-term disebabkan oleh faktor yang hampir sama. Perubahan hormon pada wanita juga dapat menyebabkan gangguan pada pola tidur seseorang. Hormon progesteron pada wanita adalah hormon yang membuat seseorang dapat tidur. Pada saat menstruasi, dimana saat jumlah hormon ini menjadi berkurang, seorang wanita dapat mengalami insomnia. Demikian juga sebaliknya, pada proses ovulasi, peningkatan jumlah progesteron dapat meningkatkan rasa kantuk. Insomnia juga ada yang disebabkan oleh keadaan cahaya ruangan yang terlalu terang ataupun terlalu sedikit, serta perubahan kondisi kerja seperti perubahan jadwal atau shift kerja, juga orang-orang yang sering lembur. Insomnia sering ditemukan pada orang yang pekerjaannya banyak menggunakan komputer.
3. Chronic Insomnia
Adalah ketika seseorang tidak dapat tidur, sering terbangun waktu tidur, atau masih tetap merasa kelelahan setelah bangun tidur, dan keadaan ini berlangsung lebih dari 2 malam setiap minggunya, yang terus berlangsung selama lebih dari satu bulan. Lebih jauh lagi insomnia ini dibagi 2 jenis menurut karakteristiknya.
a. Primary Chronic Insomnia
Terjadi jika penyebabnya sama sekali bukan berasal dari masalah-masalah fisik maupun keadaan mental yang tidak seimbang. Istilah ini ditujukan bagi gangguan tidur yang muncul begitu saja tanpa ada latar belakang suatu kondisi yang spesifik, yang biasanya merupakan akibat dari ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan pola tidur yang baik dan mewakili bentuk paling umum dari kebanyakan insomnia yang terjadi. Masalah-masalah seperti stress, lingkungan yang berisik, suhu udara yang ekstrim, dan perubahan suasana lingkungan sekitar misalnya jet-lag, serta efek samping konsumsi obat-obatan tertentu dapat menyebabkan primary insomnia ini. Demikian juga kebiasaan atau faktor tingkah laku tertentu seperti penggunaan obat berlebih, alkohol maupun kafein, pergantian shift kerja, stress kronis, dan kebiasaan tidur siang juga dapat berpengaruh.
b. Secondary Chronic Insomnia
Secondary insomnia adalah gangguan tidur yang disebabkan oleh suatu kondisi fisik atau mental tertentu. Jenis-jenis insomnia ini termasuk juga gangguan sleep apnea, RLS (Restless Leg Syndrome), maupun gangguan pada ritme circadian seseorang. Kondisi-kondisi fisik dan mental lain yang juga menyebabkan insomnia yaitu depresi, arthritis, penyakit ginjal, gagal jantung, asma, narcolepsy, penyakit parkinson, dan sekresi berlebih hormon thyroid atau hyperthyroidism.
Perawatan bagi penderita insomnia lebih merupakan terapi dibandingkan pengobatan. Di antaranya yaitu meningkatkan aktifitas fisik dengan berolahraga, latihan pernafasan dan relaksasi, mempraktekkan pola makan yang seimbang, serta tersedia juga perawatan alternatif menggunakan herbal. Insomnia bukan penyakit dan juga bukan suatu hal yang sangat serius. Namun bila mengalaminya, kita akan merasa kelelahan, depresi dan cenderung mudah marah serta sulit berkonsentrasi pada aktifitas kita. Dan jika insomnia tersebut disebabkan oleh faktor penyakit lain, maka kondisi ini dapat menjadi masalah serius jika tidak dirawat. Kurang tidur merupakan salah satu penyebab utama kecelakaan yang terjadi di jalan raya.